Siwalan Tanaman Identitas Provinsi Sulawesi Selatan

DhanyInfo™ - Siwalan (juga dikenal dengan nama pohon lontar atau tal) ialah sejenis palma yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di banyak daerah, pohon ini juga dikenal dengan nama-nama yang menyerupai mirip lonta (Min.), ental (Sd., Jw., Bal.), taal (Md.), dun tal (Sas.), jun tal (Sumbawa), tala (Sulsel), lontara (Toraja), lontoir (Ambon). Juga manggita, manggitu (Sumba) dan bau tanah (Timor).  B. flabellifer menjadi tanaman identitas Provinsi Sulawesi Selatan.



Pohon palma yang kokoh kuat, berbatang tunggal dengan tinggi 15-30 m dan diameter batang sekitar 60 cm. Sendiri atau kebanyakan berkelompok, berdekat-dekatan.

Daun-daun besar, terkumpul di ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Helaian daun serupa kipas bundar, berdiameter hingga 1,5 m, bercangap hingga membuatkan menjari; dengan taju anak daun selebar 5-7 cm, sisi bawahnya keputihan oleh alasannya lapisan lilin. Tangkai daun mencapai panjang 1 m, dengan pelepah yang lebar dan hitam di bab atasnya; sisi tangkai dengan formasi duri yang berujung dua.

Karangan bunga dalam tongkol, 20-30 cm dengan tangkai sekitar 50 cm.[2] Buah-buah bergerombol dalam tandan, hingga sekitar 20 butir, bulat peluru berdiameter 7-20 cm, hitam kecoklatan kulitnya dan kuning daging buahnya jikalau tua. Berbiji tiga butir dengan tempurung yang tebal dan keras.

Daunnya dipakai sebagai materi kerajinan dan media penulisan naskah lontar. Barang-barang kerajinan yang dibentuk dari daun lontar antara lain ialah kipas, tikar, topi, aneka keranjang, tenunan untuk pakaian dan sasando, alat musik tradisional di Timor.

Sejenis serat yang baik juga sanggup dihasilkan dengan mengolah tangkai dan pelepah daun. Serat ini pada masa silam cukup banyak dipakai di Sulawesi Selatan untuk menganyam tali atau menciptakan songkok, semacam tutup kepala setempat.

Kayu dari batang lontar bab luar bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman. Kayu ini kerap dipakai orang sebagai materi bangunan atau untuk menciptakan perkakas dan barang kerajinan.

Dari karangan bunganya (terutama tongkol bunga betina) disadap orang nira lontar. Nira ini sanggup dimasak menjadi gula atau difermentasi menjadi legen atau tuak, semacam minuman beralkohol buatan rakyat.

Buahnya juga dikonsumsi, terutama yang muda. Biji yang masih muda itu masih lunak, demikian pula batoknya, bening lunak dan lembap (sebenarnya ialah endosperma cair) di tengahnya. Rasanya menyerupai kolang-kaling, namun lebih enak. Biji yang lunak ini kerap diperdagangkan di tepi jalan sebagai “buah siwalan” (nungu, bahasa Tamil). Adapula biji siwalan ini dipotong kotak-kotak kecil untuk materi gabungan minuman es dawet siwalan yang biasa didapati dijual didaerah pesisir Jawa Timur, Paciran, Lamongan. Rasa minuman es dawet siwalan ini terasa enak alasannya gulanya berasal dari sari nira asli.

Daging buah yang tua, yang kekuningan dan berserat, sanggup dimakan segar ataupun dimasak terlebih dahulu. Cairan kekuningan darinya diambil pula untuk dijadikan gabungan penganan atau kue-kue; atau untuk dibentuk menjadi selai. Pohon ini terutama tumbuh di daerah-daerah kering. Di Indonesia, siwalan terutama tumbuh di bab timur pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Siwalan sanggup hidup hingga umur 100 tahun atau lebih, dan mulai berbuah pada usia sekitar 20 tahun.

0 Response to "Siwalan Tanaman Identitas Provinsi Sulawesi Selatan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel